Hanya saja, infaq biasa digunakan untuk hal – hal yang bersifat material dan bisa dinilai dengan indra, semisal infaq dengan sejumlah uang atau barang. Sedangkan shodaqoh pada umumnya bersifat lebih umum dari infaq. Shodaqoh bisa bersifat material dan immaterial. Dalam hadits riwayat Syeikhan(Bukhari Muslim) misalnya, dijelaskan bahwa mendamaikan dua orang yang bertengkar adalah shodaqoh, membuang duri dari jalan adalah shodaqoh. Dan dalam hadits lain, melafalkan tasbih, tahmid dan tahlil adalah shodaqoh. Bahkan tersenyum pun adalah shodaqoh. Maka bisa disimpulkan bahwa shodaqoh bisa bersifat non materi
Kesimpulannya, perbedaan antara infaq dan shodaqoh bukanlah perbedaan substansial yang pada akhirnya mengaburkan pemahaman setiap muslim untuk mengalokasikan sebagian hartanya di jalan Alloh. Setiap muslim haruslah sadar bahwa tanggung jawab finansial tidak pernah lepas darinya. Seandainya harta telah memebuhi nisab, maka zakatlah yang harus dia tunaikan. Seandainya ia berstatus orang biasa saja, dimana hartanya tak pernah mencapai nisab zakat, pahala amal infaq atau shodaqoh telah menantinya.
“Hindarkan diri kalian dari api neraka walaupun dengan separuh kurma”
(HR Bukhari)
Disini seakan rosululloh mengajak semua manusia untuk ber-Infaq tanpa membedakan – bedakan golongan, struktur sosial dan lain lain. Maka jangan malu ataupun berkecil hati untuk menyedekahan barang sepele yang kita miliki. Asalkan ada niat berbagai dengan sesama, maka harta tersebut akan menjadi harta yang begitu berharga disisi Alloh.
0 Comments