HAKEKAT CINTA
Bagian : 1
Oleh : Bachrul Djunaidi Al-Qadry
بسم الله الرحمن الر حيم
Alhamdulillahirobbil aalamien
Puja dan puji syukur hanyalah milik Allah Robb alam semesta. Sholawat serta salam marilah senantiasa kita haturkan kepada suritauladan kita baginda Rasulullah S.A.W. beserta keluarganya, Sahabatnya, serta ummatnya yang senantiasa istiqomah didalam menjalankan syariat-syariatnya dan didalam menghidupkan sunah-sunahnya.
Bicara “CINTA” memang tak pernah ada habisnya, mulai dari anak-anak, para remaja dewasa, sampai kakek nenek, selalu berbunga-bunga kalau diajak bicara masalah cinta, mungkin termasuk anda yang saat ini sedang baca tulisan ini, bahkan cinta kedua orang tua kita menjadi salah satu sebab adanya kita di dunia ini. Tapi cinta yang mau saya bahas ini sungguh berbeda dengan cinta pandangan pertama sesama manusia, yakni cinta yang paling indah, cinta yang paling utama, bahkan melebihi cinta kita kepada diri kita sendiri, maupun pasangan hidup kita (suami-istri). Sabda Rasulullah SAW. :
“Barang siapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia, maka Allah akan melindungi dari beban gangguan manusia”. (HR. Ad-Dzailami)
Sabdanya lagi : “Barangsiapa ingin dicintai Allah dan Rasulnya hendaklah dia berkata benar (jujur), menepati amanat dan tidak mengganggu tetangganya”. (HR. Al- Baihaqi)
Bagaimana cara mencintai Allah dengan kecintaan yang benar-benar sesuai perintah Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat : 31.
“Katakanlah “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Kecintaan kita kepada Allah harus lebih besar dari kecintaan kita kepada mahluq ciptaan-Nya. Allah juga melarang kita mencintai anak, istri, sawah ladang kita, hewan piaraan kita, dan keindahan dunia seisinya melebihi kecintaan kita terhadap Sang Kholiq, guna mendorong untuk mengkaji di balik sumber nilai-nilai cinta dan keindahan itu sendiri. Cinta terhadap dunia semata-mata untuk mentadzaburi dalam rangka mensyukuri anugerah Allah yang Maha Sempurna untuk menambah keimanan kita menuju ketaqwaan. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-qur’an Surat 13 (Ar-Ra’du) ayat : 4
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanaman-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir”
Cinta kepada Allah adalah suatu hubungan yang terbentuk dari berbagai makna cinta. Sebagian makna ini bersifat rasional serta diwujudkan ketika melihat mahluq-mahluq-Nya yang dilangit, di bumi dan di lautan, sebagai mahluq yang amat sangat indah, dibalik semua ini ada Pencipta mereka yang Maha Indah, yang Maha Besar, Maha Awal, dan Maha Akhir. Sesuai dengan firman-Nya didalam surat Al-Hadiid ayat : 3 : “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Dhohir dan Yang Bathin, dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.
Yang dimaksud “Yang Awal” ialah telah ada sebelum segala sesuatu ada. “Yang Akhir” ialah yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah. “Yang Dhohir” ialah Yang Maha Tinggi tiada di atas-Nya suatu apapun dan “Yang Bathin” Yang tidak ada sesuatupun yang menghalangi-Nya dan Dia lebih dekat kepada mahluq-Nya dari pada mahluq itu sendiri.
Bukti paling nyata bahwa seorang hamba mencintai Kholiqnya adalah taat atas segala Perintah-Nya, ikhlas ketika menjalankan perintah tersebut. Barangsiapa yang telah ikhlas cintanya kepada Allah Swt. Ia pasti mampu mentaati segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya, Allah akan senantiasa menjaga perilakunya, dengan demikian ia telah mencapai salah satu tujuan cinta rohani. Cinta inilah yang akan meningkatkan derajat perilaku seseorang, maka setiap ucapan dan perbuatannya sebagai-ketaatan terhadap-Nya. Yang demikan ini juga diantara ciri-ciri amal sholeh.
Dengan demikian, ia akan menjadi hamba yang pandai bersyukur serta cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena hakekat cinta itu adalah mencintai Allah dan Rasul-Nya.
Bersambung……………………………..
Akhirul kalam
Ihdinashirothol mustaqim, Shirotholladzinaan amtaalaihim ghoiril maghdzubialaihim waladhoolliien……
Wassalamu’alaikum wrwb.
Bachrul Djunaidi Al- Qadry
0 Comments