Sungguh Syawal menjadi bulan penuh berkah, rahmat dan ampunan Allah karena umat Islam menguatkan ikatan silaturahmi di antara sesama.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya tradisi mudik atau pulang ke kampung halaman untuk saling meminta maaf dengan sanak saudara maupun tetangga. Sebagian orang yang tidak melakukan mudik biasanya bersilaturahmi secara tidak langsung dengan berkirim pesan melalui SMS, telepon, dan lainnya.
Banyak ayat Alquran dan hadis yang menganjurkan untuk bersilaturahmi. Dalam surah An-Nisa disebutkan,
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (QS. An-Nisa: 1)
Silaturahim tersusun dari dua kata, shilah berarti menghubungkan, to connect, rahim kasih sayang dan unconditional love. Menjalin kasih sayang satu sama lain itulah hakikat silaturahim.
Menjalin silaturahim bukan hanya dengan sesama manusia atau sesama orang hidup. Silaturahim juga dilakukan dengan sesama makhluk, baik manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Hadist Nabi mengingatkan kita sebuah kalimat pendek tetapi memiliki makna penting, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Kalimat tersebut ialah silaturahim memperpanjang umur. Pernyataannya yang lain, silaturahim memperbanyak rezeki.
Dari kedua hadist ini tersirat sesuatu yang luar biasa, seolah-olah Allah SWT membukakan rahasianya kepada kita.
Katakanlah untuk menjadi seorang dokter spesialis seseorang harus menimba ilmu bertahun-tahun. Saat ia praktik pun ia boleh memasang tarif sekehendak hatinya. Namun bila ada seseorang yang rajin menjalin hubungan baik dan suka bersilaturrahmi kepada dokter spesialis ini, tentu sang dokter akan enggan menerima bayaran dari orang baik tersebut. Ini boleh jadi yang disebut sebagai menambah rezeki.
Dan disamping itu, orang baik yang suka bersilaturrahmi kepada dokter ini boleh bertanya apa saja kepada dokter tentang ilmu yang dokter kuasai tanpa harus kuliah kedokteran yang memakan waktu bertahun-tahun. Pria itu bisa dapat informasi tentang ilmu medis dalam waktu singkat tanpa harus buang-buang umur. Bukankah ini yang namanya panjang umur?
Karena kita rajin menjalin dan membina dan menjaga silaturahmi hubungan baik dengan sesama, maka kita akan dicintai dan disenangi orang. Meski kita sudah wafat sekalipun, namun nama kita masih disebut dan dikenang orang sebagaimana sebuah peribahasa menyebutkan “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama”.
Seperti tokoh-tokoh besar yang berjasa bagi kehidupan masyarakat luas, meskipun telah meninggal akan tetapi karena jasa dan hubungan dengan sesama yang pernah dibina dengan baik, mereka tetap dikenang orang dan di do’akan oleh orang lain.
Silaturahmi memiliki arti yang sangat penting, khususnya dalam kehidupan seseorang dan umumnya bagi umat Islam secara keseluruhan. Silaturahmi menjadi tonggak yang mengokohkan banyak hal, mulai dari persatuan, perhatian, kasih sayang, mata pencaharian, hingga memudahkan seseorang memasuki surga-Nya. Wallohu a’lam bish showaab.
0 Comments