fbpx
Home » Artikel » Sejarah Panti Asuhan Islam Di Indonesia

Sejarah Panti Asuhan Islam Di Indonesia

by | Nov 3, 2020 | Anak Yatim dan Dhuafa, Artikel | 0 comments

SEJARAH PANTI Menurut filosofi Islam, setiap anak yatim yang ditinggal ayahnya, merupakan kewajiban kakek, paman, atau kakak untuk merawat dan memelihara termasuk menjaga hartanya. Sehingga di negara Islam hampir tidak terdapat rumah yatim maupun jompo.

Apalagi Alquran mengutuk keras mereka yang tidak memperhatikan anak yatim. Sementara Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tiap rumah yang terdapat anak yatim dan dipelihara dengan baik akan diberkahi Allah. Nabi juga memisalkan orang yang memelihara anak yatim, kedudukannya dengan beliau seperti dua jari yang tidak dapat dipisahkan.”

Baru sekitar awal 1930-an, berdiri panti asuhan di Indonesia saat dunia mengalami zaman malaise. Oleh Bung Karno dan para pejuang. Dimulai ketika AS mengalami bencana ekonomi, yang dengan cepat berjangkit ke Seluruh dunia. Pengangguran terjadi di mana-mana, dan berkembangnya sifat individual dan materialistis.

Anak yatim bukan saja tidak dipelihara oleh keluarga, bahkan hartanya diambil. Pemerintah Belanda kemudian mengeluarkan suatu peraturan anak yang ditinggal orang tuanya dan masih di bawah umur diharuskan hartanya dalam pengawasan Weis Kamer (Balai Harta Peninggalan). Dan akan dikenakan pajak 15 persen. Peraturan ini mengakibatkan harta anak yatim tidak terlindungi.

Selain itu, poligami berkembang secara tertutup hingga kelahiran anak-anak dari istri kedua dan seterusnya tidak tercatat. Dalam situasi yang menyedihkan terhadap para yatim ini, para tokoh Islam mulai memikirkan pendirian panti asuhan.

Dalam waktu hampir bersamaan berdirilah dua panti asuhan Islam. ‘Roemah Piatoe Muslimin’ didirikan Juli 1931 oleh Ibu Siti Zahara Gunawan. Sebulan kemudian (Agustus 1931) berdiri Panti Asuhan ‘Daaroel Aitam’ yang diprakarsai sejumlah habaib dan kiai Ibu Kota. Kedua panti asuhan itu hingga kini masih tetap berdiri. Masing-masing di Kramat Raya No. 11, dekat proyek Senen, dan Jl KH Mas Mansyur, dekat proyek Tanah Abang.

Dalam sejarahnya yang hampir mencapai tiga perempat abad, kedua panti asuhan ini hanya menerima anak yatim piatu beragama Islam. Di samping itu terjadi perkembangan baru, para yatim bukan hanya dipelihara di panti, tapi lebih banyak lagi anak asuh yang berada di non-panti. Yang jelas, ribuan yatim telah terbantu dengan adanya kedua panti tersebut,
yang kemudian diikuti ratusan panti asuhan yang kemudian tumbuh dan bertebaran di Tanah Air. Salah satunya Panti Yatim Indonesia (PYI) Yatim dan Zakat.

 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Translate »
Open chat
Assalamualaikum
ada yang bisa dibantu?